Pengarang: H. C. Andersen, Denmark
Dahulu kala, hiduplah seorang pangeran yang ingin menikah dengan putri sejati. Dia mengembara ke seluruh dunia untuk mencarinya. Dia bertemu dengan banyak putri, namun, bagaimana dia bisa tahu kalau mereka itu putri sejati? Pangeran pun pulang dengan hati yang sedih.
Pada suatu malam, terjadilah badai yang dahsyat. Petir menggelar, kilat sambar-menyambar dan hujan lebat. Mendadak, terdengar suaru ketukan di pintu mereka. Pangeran pun beranjak untuk membukakan pintu.
Tampak seorang wanita muda berdiri di depan pintu, dan ia mengaku bahwa ia adalah putri sejati. Tetapi, sungguh aneh penampilannya di bawah hujan! Air hujan membasahi rambutnya, pakaiannya, dan sepatunya.
Pangeran segera memikirkan suatu cara untuk membuktikan kalau wanita itu adalah benar-benar putri sejati. Pangeran pergi ke kamar tidur, melepaskan semua seprei dan selimutnya, kemudian menaruh sebutir kacang di dasar ranjang. Lalu, ditumpukkannya dua puluh kasur di atas ranjang itu. Di sanalah, putri akan berbaring sepanjang malam.
Pagi harinya, mereka bertanya kepada wanita muda itu, "Apakah tidurmu nyenyak?"
"Oh, tidak." sahutnya. "Aku hampir tidak tidur. Aku merasa, sepertinya aku berbaring di atas sesuatu yang keras dan sekarang, sekujur tubuhku pegal-pegal semua. Mengerikan sekali!"
Sekarang, yakin lah mereka kalau wanita muda itu adalah putri sejati, sebab, siapa lagi yang akan bisa merasakan sebutir kacang kecil di bawah setumpuk kasur itu?
Akhirnya, pangeran menemukan putri sejati impiannya, dan dengan gembira meminangnya menjadi istrinya.
Sumber gambar: Google Image
Dahulu kala, hiduplah seorang pangeran yang ingin menikah dengan putri sejati. Dia mengembara ke seluruh dunia untuk mencarinya. Dia bertemu dengan banyak putri, namun, bagaimana dia bisa tahu kalau mereka itu putri sejati? Pangeran pun pulang dengan hati yang sedih.
Pada suatu malam, terjadilah badai yang dahsyat. Petir menggelar, kilat sambar-menyambar dan hujan lebat. Mendadak, terdengar suaru ketukan di pintu mereka. Pangeran pun beranjak untuk membukakan pintu.
Tampak seorang wanita muda berdiri di depan pintu, dan ia mengaku bahwa ia adalah putri sejati. Tetapi, sungguh aneh penampilannya di bawah hujan! Air hujan membasahi rambutnya, pakaiannya, dan sepatunya.
Pangeran segera memikirkan suatu cara untuk membuktikan kalau wanita itu adalah benar-benar putri sejati. Pangeran pergi ke kamar tidur, melepaskan semua seprei dan selimutnya, kemudian menaruh sebutir kacang di dasar ranjang. Lalu, ditumpukkannya dua puluh kasur di atas ranjang itu. Di sanalah, putri akan berbaring sepanjang malam.
Pagi harinya, mereka bertanya kepada wanita muda itu, "Apakah tidurmu nyenyak?"
"Oh, tidak." sahutnya. "Aku hampir tidak tidur. Aku merasa, sepertinya aku berbaring di atas sesuatu yang keras dan sekarang, sekujur tubuhku pegal-pegal semua. Mengerikan sekali!"
Sekarang, yakin lah mereka kalau wanita muda itu adalah putri sejati, sebab, siapa lagi yang akan bisa merasakan sebutir kacang kecil di bawah setumpuk kasur itu?
Akhirnya, pangeran menemukan putri sejati impiannya, dan dengan gembira meminangnya menjadi istrinya.
Sumber gambar: Google Image
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Dongeng
dengan judul Putri dan Kacang. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://serbalengkapsemuanya.blogspot.com/2014/04/putri-dan-kacang.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Unknown - Rabu, 02 April 2014
Belum ada komentar untuk "Putri dan Kacang"
Posting Komentar